Sebelum kau benar-benar pergi
Izinkan aku untuk sesaat,
Menyusun sederet kata
Dengan diksi yang sederhana untukmu.
Izinkan aku untuk sesaat,
Menyusun sederet kata
Dengan diksi yang sederhana untukmu.
Jika nanti waktu telah menemui takdir,
Bahagia telah menemui sesal,
Dan pertemuan berganti dengan jarak,
Sampai kemudian aku tak akan bisa menyapamu lagi.
Bahkan untuk sekedar berkata
Kamu terlihat tampan hari ini sayang.
Apa yang harus aku katakan kepada sore yang dulu sering menghadiahkan senja kepada mata kita.
Alasan seperti apa yang harus ku cipta supaya ia yakin,kau akan mengunjunginya kembali bersamaku.
Rasanya, ingin sekali aku menahanmu untuk tetap tinggal.
Namun,langkah kakimu terlalu kuat untuk ku cegat,
Seakan sudah sangat siap untuk berlari
Dan tak ingin kembali.
Diiringi nada sendu nan pilu
Aku menyapamu lewat sebuah puisi
Dan melalui sebentuk pengharapan
Aku memelukmu dengan sempurna
Sejauh apapun kau berlari,
Aku meyakini pastliah aku yang akan menjadi tujuan akhir perjalananmu.
Kelak, saat kau sudah merasa lelah dengan perkara dunia,
Dan tak mampu lagi berlari.
Datanglah padaku,layaknya rumah
Yang selalu menjadi tujuan akhir dari sebuah perjalanan.
Aku akan menunggumu.
Maka biarkan angin yang menghembuskan nyeri dan
perih kita.
Biarkan api yang membakar kecewa dan lelah kita.
Biarkan hujan yang menghapus air mata kita.
Karena aku mencintai seluruh keinginanmu
karena aku mencintai seluruh
adanya dirimu.
Biarkan api yang membakar kecewa dan lelah kita.
Biarkan hujan yang menghapus air mata kita.
Karena aku mencintai seluruh keinginanmu
karena aku mencintai seluruh
adanya dirimu.
Jadi ,kembalilah kapan pun kau mau
Selagi waktu masih mengizinkan
kita untuk saling mendekap
walau hanya sekejap.
Selagi waktu masih mengizinkan
kita untuk saling mendekap
walau hanya sekejap.