"Syifaa... " . Dia menyebut namaku.
Aku kembali tersenyum saat itu.
"Kamu apa kabar ? kamu tahu aku kangen banget sama kamu fa". katanya sambil menggenggam tanganku.
"ia, aku juga kangen sama kamu ri".Aku membalas pernyataannya.
Fahri, ya namanya fahri.
Kami berdua terus berjalan hingga sampai pada sebuah coffe shop, dan mampir disana. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk kami berdua, aku dan fahri memesan secangkir capucino ,namun capucino pesanan kami tak ingin di beri gula, kami berdua selalu sepakat tentang itu.
"Fa, selama aku di Paris aku selalu inget sama kamu,kamu sih, kenapa ga ikut kuliah disana, toh kita sama-sama dapet beasiswa ke sana kan ?" . lagi-lagi dia menanyakan pertanyaan itu,pertanyaan yang dua tahun lalu juga ia tanyakan kepadaku.
" Fahri Prasetya yang ganteng dan bijaksana, berapa kali aku harus menjawab pertanyaan kamu itu.Kita kan sudah pernah membahas perihal ini. Aku tidak mengambil beasiswa itu karena ingin mengurus orang tuaku,hanya aku satu-satunya anak mereka,aku tak mungkin meninggalkan mereka berdua ". Tegasku untu keseribu kalinya.
"Ia fa, aku paham kok. Hanya saja aku tak ingin jauh dari kamu fa. tapi, tak apa beberapa bulan lagi aku akan menyelesaikan S2 ku dan aku bisa ketemu kamu terus.
"Nah gitu dong,kamu itu harus sukses,kalo kamu ga sukses gimana kamu ngebahagiain aku nanti " . Akuberkata sambil mencubit kedua pipinya yang sudah tak se tembem 2 tahun lalu.
" ia, apalagi kalau kita punya anak 10 nanti ya kan nyonya fahri .Dia menggodaku dan nampak sangat menjengkelkan.
" ish..apaan sih kamu ri,siapa juga yang mau punya anak 10 wekk :p". ejek ku.
Kami berdua larut dalam canda dan tawa yang ku rasa sempurna karena dia telah kembali. Aku dan fahri memang saling mencintai namun,kami tidak terikat dalam status apapun. Kami berdua sepakat untuk menjalaninya saja,menjaga hati satu sama lain dan tujuan akhirnya adalah sebuah pernikahan,dan hubungan ini pun berjalan sampai sekarang. Ya sudah empat tahun lamanya.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar